Narasi Kelompok 7 (Kepedulian Terhadap Lingkungan) - Kepedulian

Pada suatu sore yang cerah di area parkir sebuah pusat perbelanjaan, seorang gadis berbusana sederhana melangkah dengan tenang. Ia mengenakan jaket berwarna krem dan celana cargo yang senada, dilengkapi dengan hijab hitam yang menutupi rambutnya. Udara sore terasa hangat, dan bayangan matahari memanjang di aspal. Tidak banyak orang yang lalu lalang, hanya kendaraan yang terparkir rapi di sekitar area tersebut.

Saat ia berjalan, gadis itu tiba-tiba berhenti. Pandangannya tertuju ke sesuatu di depannya—beberapa potongan sampah berserakan di tengah jalan. Ada bungkus makanan, tisu, dan kotak minuman yang tertiup angin. Sampah-sampah tersebut tampaknya dibiarkan begitu saja oleh orang-orang yang lewat sebelumnya. Gadis itu menghela napas pelan, memandang sejenak ke arah sampah-sampah itu, dan tanpa ragu, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sederhana namun bermakna.

Ia menundukkan tubuhnya dan mulai memungut satu per satu sampah yang ada di depannya. Tangannya yang mungil dengan cekatan meraih bungkus makanan yang tergeletak di aspal. Angin sore berhembus lembut, dan sekilas rambutnya yang tersembunyi di balik hijab sedikit tersibak. Tidak ada yang memperhatikannya, tidak ada keramaian yang menyaksikan aksinya, tetapi ia tetap melakukannya dengan penuh kesadaran. Ia tahu, kebersihan adalah tanggung jawab bersama, dan meskipun tindakannya mungkin tampak kecil, ia yakin bahwa setiap kontribusi memiliki makna.

Setelah mengumpulkan sampah-sampah itu, ia memandang sekeliling, mencari tempat sampah terdekat. Ia melihat ada sebuah tempat sampah hijau besar tidak jauh darinya, di sudut area parkir yang diapit oleh tanaman bambu hias. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur, menambah kesan asri di tengah lingkungan urban yang dipenuhi bangunan beton. Gadis itu berjalan menuju tempat sampah tersebut, dan di setiap langkahnya, ada ketulusan dalam hatinya. Ia merasa bahwa alam dan lingkungan sekitar adalah bagian dari rumah kita bersama, yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Saat tiba di tempat sampah, ia membuka tutupnya dan dengan senyuman yang tulus memasukkan sampah-sampah yang ia kumpulkan. Tidak ada rasa ragu, tidak ada rasa jijik. Baginya, ini adalah bentuk cinta terhadap lingkungan, sebuah upaya kecil untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik. Ketika ia menutup kembali tempat sampah, hatinya terasa lega. Ia memandang sejenak ke tanaman-tanaman di sekitarnya, bunga-bunga yang bermekaran, dan merasakan kebanggaan tersendiri dalam hatinya.

Ia kemudian berbalik dan melanjutkan perjalanannya, meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas. Mungkin tidak ada yang melihat, tidak ada yang memuji, tetapi ia tahu bahwa ia telah melakukan sesuatu yang baik. Tindakan kecil seperti ini mungkin tidak akan mengubah dunia secara instan, tetapi ia percaya bahwa jika semua orang melakukan hal yang sama, dampaknya akan luar biasa. Lingkungan yang bersih adalah cerminan dari masyarakat yang peduli, dan ia ingin menjadi bagian dari masyarakat seperti itu.

Gadis itu terus melangkah, dan di sepanjang jalan ia tetap mengamati sekelilingnya. Mungkin ada lagi sampah yang perlu ia pungut, atau mungkin ada orang lain yang terinspirasi dengan tindakannya. Sore itu, ia tidak hanya berjalan di area parkir, ia juga membawa semangat untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tindakannya, meskipun sederhana, adalah sebuah pesan untuk kita semua—bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tugas orang lain, tetapi tugas kita bersama sebagai penghuni bumi ini.

Komentar

Postingan Populer